Selasa, 24 Januari 2012

5 Cara Menjadi Sukses



1. Orang sukses selalu ingin belajar

Seorang bayi lahir di dunia dengan keinginan untuk belajar dan untuk memahami apa yang ada disekitarnya. Selalu ingin tahu dengan segera bereaksi terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya. Perhatikan bagaimana seorang bayi berusaha memegang apa saja, dan berusaha mempertahankan ketika seseorang berusaha mengambil benda tersebut. Dengan cara seperti itulah seorang bayi bisa survive. Salah satu kunci keberhasilan seseorang adalah kemauan untuk belajar dan diajar. Untuk dapat mencapai puncak sukses milikilah kemauan untuk belajar dari diri sendiri atau kemauan untuk diajar oleh orang lain.Bila anda tidak melakukannya, anda akan mengalami kegagalan sejak langkah pertama.





2. Orang sukses selalu ingin selalu ingin melakukan sesuatu

Perhatikan bagaimana seorang balita mengerahkan seluruh perhatian dan tenaganya untuk meraih atau melakukan sesuatu. Orang sukses juga berperilaku demikian. Mereka mempelajari sesuatu yang baru dan berusaha mengaplikasikannya dalam langkah-langkah konkrit untuk meningkatkan kinerja. Dampaknya adalah mereka berhasil mengangkat bisnis pada tingkat yang lebih tinggi. Mereka paham bahwa mereka harus mengambil action terhadap apa yang sudah dipelajari sekalipun mungkin belum sempurna.






3. Orang sukses tidak takut gagal

Balita yang berusaha menggapai sesuatu lebih tinggi sesaat setelah jatuh dia akan memulai lagi dari langkah awal. Seorang yang sukses juga tidak takut jatuh atau gagal. Mereka menyadari bahwa kegagalan adalah guru yang baik. Mereka belajar dari kesalahan dan berusaha menyusun metode untuk menerapkannya sampai berhasil. Orang sukses mampu mengatasi diri sendiri ketika jatuh dan kemudian bangkit kembali dan mencoba lagi.



4. Orang sukses selalu mampu menyesuaikan diri

Seseorang berhasil dalam dunianya bukan karena kondisi yang dihadapi tepat dengan kebutuhan tetapi karena dia mampu beradaptasi dengan lingkungan. Seorang anak relative lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi. Sayangnya semakin dewasa semakin dibatasi oleh pikiran dan pertimbangan-pertimbangan yang menyebabkan seseorang sulit beradaptasi dan menemukan cara lebih baik untuk mengatasi masalah.Dalam dunia yang selalu terjadi perubahan-perubahan, resistensi terhadap perubahan akan membuat seseorang atau perusahaan ketinggalan jaman. Tidak mampu menerima bahwa dalam situasi perubahan terdapat peluang untuk menemukan cara yang lebih baik melakukan sesuatu. Orang sukses adalah orang yang mampu menyesuaikan diri terhadap tren perubahan yang terjadi.



5. Orang sukses punya keinginan untuk melakukan inovasi

Anak kecil punya rasa keingin tahuan yang besar . Terdapat ruang tak terbatas bagi pikirannya untuk menangkap hal-hal baru dan melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan. Orang sukses menerapkan prinsip ini.Mereka tidak hanya belajar dari apa yang pernah dilakukan tetapi meraka menemukan cara yang lebih efisien, lebih murah dan lebih berhasil.Semua orang punya modal Adakah kunci keberhasilan yang asing bagi anda ? Tidak ada , karena semua orang normal termasuk anda memilikinya. Hanya perlu konsistensi untuk mengekspresikan sikap-sikap positive tersebut. Untuk sukses bukan berarti anda harus berubah menjadi anak kecil lagi, tetapi bersikap seperti anak kecil dalam memandang hal-hal baru, yaitu tanpa rasa takut gagal. Anda pun dapat meraih sukses.

Senin, 02 Januari 2012

Tentang Asuransi Dan Kondisi nya Di Indonesia

Masih banyak orang indonesia yang belum sadar akan pentingnya asuransi. Tercatat hanya -/+ 2% penduduk indonesia yang baru memiliki asuransi. Kondisi ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang berdampak langsung dan tidak langsung.

Faktor langsung:
  1. Banyak yang merasa terjebak ikut asuransi karena ketika mengajukan klaim, mereka tidak mendapatkan klaim yang sudah diatur dalam polis.
  2. Banyak oknum agen asuransi yang terbatas menjelaskan produknya hanya untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya agar calon nasabah mengambil produk asuransinya.
  3. Ada beberapa oknum perusahaan asuransi yang membuat “pasal dibalik pasal” untuk dijadikan tameng ketika mereka tidak mengeluarkan klaim yang sudah diatur dalam
    polis.

Faktor tidak langsung:
  1. Masih banyak yang menganggap asuransi sebagai beban pengeluaran bukan sebagai tabungan.
  2. Masih banyak yang menganggap asuransi tidak perlu karena masih bisa menanggung sendiri.
  3. Masih rendahnya penghasilan rata-rata penduduk indonesia.

Faktor langsung yang saya maksud di atas adalah faktor yang berhubungan langsung dengan keberadaan asuransi itu sendiri. BANYAK YANG MERASA TERJEBAK karena mereka ikut asuransi bukan atas dasar kesadaran akan pentingnya asuransi. Mereka mengambil asuransi karena yang menawarkan adalah teman, karena ga tega dengan agennya, dsb. Biasanya mereka yang seperti ini tidak lagi memahai secara detail kontrak asuransi yang mereka tanda tangani. PENJELASAN YANG TERBATAS DARI AGEN ASURANSI merupakan masalah lain dalam asuransi. Ada beberapa oknum agen asuransi yang dipikirannya hanya mencari keuntungan belaka bukan untuk melakukan suatu edukasi kepada masyarakat tentang asuransi. “PASAL DI BALIK PASAL” biasanya terdapat didalam polis asuransi yang diletakkan di bab yang terpisah sehingga sulit disadari oleh nasabah dan baru diketahui ketika mereka tidak dapat mengajukan klaim. Ini yang menjadi faktor mengapa banyak yang merasa terjebak dalam asuransi seperti pada point 1.

Faktor tidak langsung yang saya maksud adalah yang pada umumnya orang bilang dan kondisi umumnya bagaimana. ASURANSI SEBAGAI BEBAN PENGELUARAN adalah anggapan bagi kebanyakan orang indonesia. Masih banyak yang meletakkan asuransi sebagai prioritas terakhir di bawah kebutuhan tersier. ASURANSI TIDAK PERLU biasanya anggapan bagi mereka yang mempunya uang berlebih atau yang merasa bahwa uangnya masih cukup untuk biaya berobat. RENDAHNYA PENGHASILAN adalah faktor lain yang jauh lebih umum yang terjadi di Indonesia. Masih banyak yang penghasilannya hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari saja.

Faktor-faktor di atas yang menjadikan kondisi industri asuransi di Indonesia jauh tertinggal oleh negara lain seperti singapura, malaysia apalagi negara maju. Oleh karena itu, saya bermaksud mengajukan beberapa statement yang debatable disini atas kondisi diatas.

Statement 1:

Faktor langsung di atas dapat diatasi jikalau kita sebagai calon nasabah pintar dalam memilih dan membeli polis asuransi. Ibarat membeli payung, kita harus memeriksa terlebih dahulu secara detail agar payung itu sesuai dengan ukuran badan kita dan berfungsi dengan baik. Jangan sampai payung itu tidak dapat kita gunakan ketika kita butuhkan (misal ukurannya terlalu kecil untuk kita atau payung tersebut sudah bolong sana sini) karena kita tidak pintar dan teliti ketika membeli.

Bagaimana caranya?
Banyak-banyaklah bertanya kepada agen asuransi yang menawarkan asuransi kepada anda. Pelajari ilustrasi yang diberikan dan minta bantuan agen asuransi tersebut untuk melakukan bedah polis dari produk asuransi yang dia tawarkan.

Statement 2:

Ada beberapa polis asuransi dari perusahaan asuransi tanpa disadari memiliki “pasal dibalik pasal” yang menjadikan banyak nasabah merasa terjebak telah mengambil asuransi tersebut karena tidak menyadari hal ini.

Bagaimana cara mengetahuinya?
Banyak bertanya ke agen dan minta si agen melakukan bedah polis bersama anda untuk memastikan tidak ada pasal yang menjebak. Setelah itu, anda juga bisa mempelajari sendiri polis ketika anda sudah membeli asuransi. Masih ada masa tunggu selama 14 hari hingga 30 hari (tergantung perusahaan) untuk memutuskan dengan pasti anda mengambil asuransi itu atau tidak.

Statement 3:

Asuransi bukanlah beban pengeluaran yang menjadi prioritas terakhir dalam hidup anda. Asuransi adalah hal yang harus disejajarkan dengan kebutuhan sehari-hari anda seperti makan, minum, dan menabung. Karena asuransi bukanlah beban yang harus dikeluarkan karena ASURANSI ADALAH TABUNGAN KESEHATAN ANDA.

Statement 4:

Asuransi bukanlah perkara perlu atau tidak perlu melainkan perkara penting atau tidak penting. Jadi tanyalah ke diri anda masing-masing apakah asuransi itu penting untuk diri anda? Berikut saya berikan pertanyaan untuk membantu anda berpikir:
  • Apakah apa yang anda hasilkan dan kumpulkan itu milik anda? Bukan milik dokter? (jika anda sakit apa itu masih milik anda?)
  • Apakah anda rela yang anda hasilkan dan kumpulkan dari kerja keras anda keluar dalam sekejap dari kantong anda karena anda kena musibah?
  • Apakah anda tidak mau memberikan sesuatu yang lebih kepada keluarga anda jikalau anda sudah tidak ada untuk mereka?

Berikut beberapa saran yang bisa saya berikan:
  1. Berasuransilah dengan pintar dan bijak. Nama besar perusahaan tidak menjamin produk yang dimilikinya adalah yang terbaik. Karena setiap perusahaan asuransi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, selalu teliti dalam memilih dan membeli asuransi
  2. Selalu review polis asuransi yang anda punya apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan harapan anda dan keluarga kelak. Ingat biaya pengobatan dari tahun ke tahun selalu naik dan biaya hidup pun akan selalu meningkat.
  3. Lebih baik kelebihan proteksi asuransi dari pada cukup proteksi asuransi karena biaya yang akan terus meningkat tiap tahunnya.
  4. Mari berasuransi sejak dini selagi masih muda dan selagi masih sehat. Karena asuransi hanya untuk orang sehat tetapi manfaatnya untuk orang sakit. Kenapa selagi masih muda? Karena semakin tua semakin tinggi resiko hidup dan semakin mahal asuransi.

Kamis, 29 Desember 2011

Tips Sukses Telemarketing

1.
Sebagian pemasar maupun pelaku bisnis mungkin masih banyak yang melakukan telemarketing dengan menggunakan telepon selular (handphone). Oleh karena itu, sebelum melakukan penawaran melalui ponsel, pastikan sinyal dan pulsa handphone Anda penuh. Agar informasi yang disampaikan dapat diterima calon konsumen dengan baik, serta menghindari putusnya komunikasi ketika pulsa Anda habis di tengah pembicaraan.
 
2.
Penguasaan product knowledge (pengetahuan produk) yang cukup baik. Kunci kesuksesan telemarketing dipengaruhi oleh seberapa jauh pengetahuan Anda terhadap produk yang ditawarkan. Minimnya informasi yang Anda sampaikan pada calon konsumen, hanya akan membuat mereka tidak tertarik dengan produk yang Anda tawarkan. Ibarat membeli kucing dalam karung, calon konsumenpun tidak mau tertipu dengan produk yang belum jelas bentuk dan manfaatnya. Karena itu, berikan informasi selengkap-lengkapnya pada calon konsumen Anda. Sehingga mereka tertarik dengan penawaran Anda, dan transaksi jual beli dapat terlaksana.
 
3.
Tawarkan produk atau jasa Anda dengan penuh percaya diri. Pastikan bahwa Anda memiliki keyakinan penuh terhadap apa yang Anda tawarkan kepada calon konsumen Anda. Dengan begitu, mereka tidak meragukan kualitas produk atau jasa yang Anda tawarkan. Dan yakin untuk membeli produk tersebut.


 4.
Mengubah penolakan menjadi peluang. Tidak semua calon konsumen yang Anda hubungi akan menerima tawaran Anda dengan baik. Terkadang ada sebagian dari mereka yang tidak memberikan tanggapan baik bahkan menolak penawaran tersebut. Karenanya seorang telemarketer sebaiknya memiliki pengetahuan dan skill (ketrampilan) berkomunikasi yang baik. Agar dapat menjawab semua pertanyaan calon konsumen dengan efektif, dan meyakinkan mereka yang semula menolak menjadi tertarik dengan produk atau jasa yang Anda tawarkan.
 
 5.
Catat semua penawaran yang telah Anda kerjakan. Setelah melalukan telemarketing, hal terpenting yang wajib Anda kerjakan yaitu membuat database dari hasil penawaran yang telah Anda lakukan kepada calon konsumen. Mulai dari nama calon konsumen yang Anda telepon, nomor telepon/handphonenya, alamat lengkap mereka, serta bagaimana hasil akhirnya “deal” or “no deal” (terjadi transaksi, ditolak, salah sambung, dll).

Dasar Ilmu Marketing

Dunia marketing ataupun bisnis bukanlah dunia yang mudah buat survive*disana. Bagaimana agar usaha yang dijalani dapat terus hidup dibutuhkan keseriusan dan ketekunan dalam 'menghidupi' usaha tersebut. Ada 3 Dasar Ilmu Marketing menurut Lukas E. Wirryabrata.

1. Positioning

Bagaimana kita memposisikan bisnis kita ke dalam pasar. Bagaimana kita sebagai pemilik bisnis memposisikan diri terhadap konsumen, dan sebaliknya bagaimana bisnis kita di mata konsumen. Konsep dasar dari usaha yang akan kita jalankan perlu dirancang untuk mulai membangun sebuah bisnis.

2. Differentiation

Hal apa saja yang membedakan kita dengan pasar. Disinilah nilai keunikan suatu bisnis sangat diperlukan agar bisnis tersebut dapat mencolok dari bisnis-bisnis lain yang memiliki genre*yang sama. Jika tidak, maka bisnis itu sendiri yang akan tenggelam ke dalam pasar tanpa ada konsumen yang tau kalau bisnis kita ada.

3. Branding

Pemilihan logo, nama, slogan menjadi senjata terakhir agar konsumen dapat mengingat kita dengan mudah, sehingga diperlukan keserasian antara nama, logo dan usaha yang kita jalani. Untuk itu pemilihan nama tidaklah sembarangan, agar konsumen dapat mengenali siapa kita dan apa bisnis kita melalui sebuah nama.

"that would be a great thing when the idea is not only in your mind. share it and do it."

Semoga bermanfaat.

12 Pilar Marketing

1. Publik Relation, Publisitas, atau Press Release



Banyak orang tidak menggunakan atau jarang menggunakan sarana press release, padahal hal itu adalah sarana awareness yg paling murah dan efektif karena dalam sekali kesempatan (waktu) bisa menyentuh banyak orang sekaligus. Bagaimana caranya?

Harus layak berita
• Kirim kepada lebih dari 1 majalah
• Tulis dalam surat pengantar, nama majalah2 yg dikirimi artikel ini & sebutkan bahwa hanya 1 majalah yg paling cepat memberikan respons yg boleh memuat berita tersebut dan melakukan wawancara ekslusif
• Follow up dengan telepon




2. Referral



Yang menyentuh market bukanlah kita sendiri. Contohnya adalah member get member.

 

3. Endorsement



Yang menjual bukanlah kita sendiri. Endorsement hampir sama dengan referral. Perbedaannya, dalam referral biasanya satu orang mengajak seorang lainnya maksimum beberapa orang, sedangkan dalam endorsement satu orang bisa mengajak seribu orang, atau semua orang di dalam kategorinya

 

4. Advertising



Iklan ada banyak hal, seperti Televisi, Koran Nasional, Koran Lokal, Majalah, Spanduk, Brosur, Baliho, Website, Stiker, Yellow Pages, Radio, Kartu Nama, dll

 

5. Direct Mail



Biasanya direct mail adalah lebih tepat ke target market dibanding iklan yg siapapun membacanya atau siapapun tidak membacanya. Yang termasuk direct mail adalah Surat, Faksimili, Email, BBM, SMS, Katalog, Stiker Nomor Penting, dll

 

6. Direct Sales



Direct sales adalah penjualan yg dilakukan secara langsung kepada target market. Orang-orang bagian penjualan adalah salah satu ujung tombak penting dalam pemasaran yg sekaligus merupakan bentuk faktor kali dari penjualan kita. Kita harus selalu memberikan insentif dan training yg memuaskan

 

7. Direct Agent



Jika produk-produk kita memiliki jangkauan (persebaran) yg luas, sebaiknya di setiap kota kita memiliki agen. Ini bisa dengan Franchise, Cabang, Distributor, Multi Level Marketing, Licensing

 

8. Host Beneficiary



Anda mempromosikan Produk & Jasa Anda langsung kepada customer perusahaan lain. Contohnya isi ulang pulsa sekian ribu gratis 1 liter pertamaxxxx

 

9. Telemarketing



Menyentuh target market dengan sepenuhnya menggunakan telepon. Untuk melakukan hal ini diperlukan Sales Script yg benar2 teruji agar telemarketing dapat menyentuh target market yg tepat

 

10. Joint Venture



Kerjasama dua pihak atau lebih. Joint Venture juga bisa dilakukan dengan kompetitor Anda, jika memang jadwal produksi kita sedang padat, dll. Dengan Begitu Anda akan mendapatkan berbagai keuntungan karena jika suatu ketika jadwal kompetitor kita yg padat, tidak menutup kemungkinan mereka akan melempar (mengingat) kepada Anda

 

11. Memberikan Seminar



Daripada kita beriklan besar-besaran di sebuah media tanpa fokus pada target market dengan hasil yg tidak optimal, sebaiknya kita melakukan pilar marketing yg kesebelas ini, yakni mengadakan seminar. Dengan memberikan seminar sebenarnya kita dapat lebih fokus pada target market kita (tentu saja jika seminarnya dipersiapkan dengan matang)


 

12. Canvasing / Booth



Pilar ini sangat tepat jika dilakukan pada target market yg tepat. Cara ini biasanya banyak digunakan oleh mal-mal besar. Contohnya adalah menggunakan Sales Promotion Girl atau SPG.

Minggu, 18 Desember 2011

Motivasi [Mintalah Saran Daripada Uangnya]

Meminta uang dari orang lain sangatlah sulit, jadi putuskan untuk memperoleh semua pendanaan yang Anda perlukan tanpa memintanya. 
Jangan ketawa. Saya pernah melakukannya, seorang sahabat saya pernah melakukannya dan saya yakin Anda juga pasti bisa.

Inilah yang sahabat saya lakukan. 
Seorang sahabat saya, sebutlah namanya Budi, menemukan sebuah penawaran Investasi Properti yang luar biasa. Ia melakukan hitungan – hitungannya. Ia periksa lagi dan periksa sekali lagi. Ia tahu ini sangat menguntungkan. Akan tetapi, ia perlu 3 Milyar untuk mewujudkan rencananya. Ia tidak punya 3 Milyar waktu itu, mendekati 3 Milyar pun tidak. Jadi, ia tawarkan ide-nya tersebut ke sejumlah bank dan yang ia dapatkan adalah penolakan.

Lalu ia datang menemui saya, terus terang saya pun bingung. Saya akui ide-nya tentang bisnis properti tersebut luar biasa dan sangat profitable namun membutuhkan pendanaan yang cukup besar. Saya kemudian teringat sebuah pepatah, saya bilang sama dia. “Nang, tidak ada orang gagal, yang ada orang berhenti mencoba. Yang diperlukan hanyalah merubah strateginya”, demikian kata saya kepadanya. Kata-kata itu meluncur begitu saja karena saya ingin ia tetap bersemangat. Apa yang terjadi, sahabat saya tersebut betul-betul merubah strateginya.

Ia putuskan pergi ke Bank lagi dan kali ini tidak meminta uang. Ia putuskan meminta saran saja. Ia biarkan ide-nya yang berbicara. Ia kenakan pakaian yang sangat rapih, pinjam mobil mewah dan menemui kepala cabang sebuah bank setempat.

“Pak Kepala Cabang”, kata dia, ”Saya tahu Anda sangat sibuk sekali, tapi saya perlu sedikit waktu Anda. Saya tidak ingin uang, tapi sangat menginginkan saran Anda sebagai seorang Kepala Cabang berpengalaman”, demikian kata sahabat saya. Percayalah, orang sulit menolak ketika dimintai saran.

“Tidak apa – apa”, jawabnya Kepala Cabang, “Saran apa yang Anda perlukan?”

Bagian pertama rencana sahabat saya berhasil. Ia berhasil mendapatkan perhatian si Bankir. Selanjutnya, ia tunjukkan rencana yang ia buat kepada Kepala Cabang tersebut.

“Saya baru mulai tapi rasanya saya menemukan sesuatu yang sangat menguntungkan. Coba Anda cermati angka–angka ini dan katakan pendapat Anda”, demikian kata sahabat saya tersebut.

Sementara Kepala Cabang tersebut membaca rencana yang ia berikan, ia jelaskan bahwa tujuannya adalah membangun rumah murah. Ia tujukkan padanya beberapa foto kondisi properti tersebut sekarang dan kondisi kelak setelah ia membenahinya. Ingat, ia hanya minta saran, bukan uang.

Kepala Cabang menaruh rencana tersebut dan memohon diri sebentar. “Sebentar,” katanya.

Sepuluh menit kemudian, Kepala Cabang itu kembali bersama sejumlah anak buahnya, yang memperkenalkan diri sebagai Kepala Kredit Komersial, Kepala Kredit Perumahan, dan beberapa Staf Keuangan.

“Bapak Nanang ini punya rencana bisnis yang hebat”, kata Kepala Cabang. “Bisakah kita menyediakan pendanaan untuknya?”

Wow, fantastik. Tapi kisah ini tidak berahir di situ. Walaupun Bank sudah antusias, ia tidak begitu saja menerima tawaran yang justru sekarang datang dari pihak Bank. Ia berterima kasih kepada para Bankir tersebut dengan sopan, menggulung kembali kertas rencana, foto, dan gambar–gambar indahnya, serta berkata, “Terima kasih. Saya akan pikirkan kembali selama beberapa hari.”

Kemudian, sahabat saya tersebut pergi ke Bank pesaing di seberang jalan. Ia minta bertemu Kepala Cabang, dan inilah katanya:

“Selamat siang, Pak Kepala Cabang, saya perlu saran Anda. Bank XYZ di seberang jalan menawarkan pendanaan bagi proyek properti saya senilai 3 Milyar, tapi saya ragu untuk menerimanya. Saya perlu pendapat Anda”. Itulah persisnya yang ia lakukan. Tak perlu waktu lama bagi Kepala Cabang Bank yang kedua untuk menawarkan pendanaan kepadanya, dan dengan bunga yang lebih baik.

Tunggu. Kisah bernilai 3 Milyar ini belum usai. Ia kembali lagi ke bank pertama. “Pak Kepala Cabang, sekarang saya benar – benar kesulitan dan perlu bantuan Anda”, demikian ia katakan. “Bank ABC seberang jalan baru saja menawarkan pendanaan bagi proyek ini. Seperti ini tawaran mereka. Menurut Anda, apa yang harus saya lakukan?” Tidak perlu berpikir. Kepala Cabang Bank pertama tak hanya menyamai tawaran manajer bank kedua; ia bahkan mengalahkannya. Ia memperoleh pendanaan tersebut. Sekarang, perumahan tersebut sudah berdiri dengan nama Meninting Garden/Regency (saya lupa namanya) di Lombok, sudah habis terjual dan kerjasama bank tersebut dengan sahabat saya berlangsung terus hingga kini.

Kisah ini bukan hanya tentang mengumpulkan uang. Inilah salah satu ilustrasi terbaik saya tentang dahsyatnya menjungkirbalikkan cara berpikir Anda. Ketika menceritakan kisah ini dalam seminar – seminar saya, saya sering ditantang oleh peserta yang merasa sangat gusar. Berikut contoh komentar mereka: “Kenapa tidak bicara langsung saja kepada bank pertama dan mengajukkan kredit? Tidakkah sebaiknya Anda langsung menerima tawaran kredit yang pertama dan tidak membahayakan hubungan Anda dengan pergi ke bank pesaing? Mengapa Anda perlu penawarankredit kedua? Tidakkah Anda khawatir kedua bank tersebut tersinggung dan sama sekali tidak mau memberikan kredit mereka?”

Jawaban saya sederhana: Jangan jadi seorang orang pinter, Jadilah seorang bodoh yang kaya, yang berpikir terbalik. Apa risko terburuknya? Posisi saya sama seperti ketika mulai – mencari pinjaman. Apa yang terjadi? Saya tidak hanya menemukan satu, tapi dua pemain besar sekaligus yang mau mendanai usaha saya.


Berhentilah merasa takut. Berhentilah mengikuti aturan yang tidak juga membuat Anda kaya. Mulailah mengembangkan kehidupan Anda dengan memperluas jejaring kontak, informasi, dan potensi Anda. Maju terus. Ambil risiko. Bertindaklah lebih berani. Jadilah seorang Bodoh Yang Kaya.

Orang sukses Harus Bertindak

Kebanyakan orang sukses yang saya kenal tidak suka membuat perencanaan yang berlebihan dan membicarakannya. Mereka tak sabar untuk bertindak. 
Mereka ingin memulai. Mereka ingin permainan dimulai. 

Ada dua orang sahabat yang sama-sama baru lulus kuliah, mereka mulai mencari pekerjaan. Yang satu, sebut saja si A, langsung mengangkat telepon dan mulai mencari berbagai informasi tentang siapa yang membutuhkan tenaga kerja. Sementara, yang lainnya, sebut saja si B, menghabiskan minggu pertama untuk merancang CV-nya. Di ahir minggu ke 2 si A sudah mendapat pekerjaan, sementara si B masih sibuk memperbaiki CV. Si A langsung bertindak, baginya CV bisa dibuat ketika ada yang meminta.

Perencanaan memang perlu, tapi Anda harus menyesuaikannya dengan keadaan. Sebagian dari Anda menghabiskan seluruh kehidupan Anda dengan menunggu datangnya waktu yang sempurna untuk melakukan sesuatu. Di dunia ini sangat jarang ada waktu yang “tepat” dalam hal apapun. 

Yang penting adalah langsung memulai.

Ikuti permainan. Masuk ke lapangan bermain. Begitu melakukannya, Anda akan mulai memperoleh umpan balik yang akan membantu Anda melakukan perbaikan yang Anda perlukan untuk menjadi sukses. Begitu Anda bertindak, Anda akan mulai belajar dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi.